Selasa, 20 Agustus 2013

Pierre Auguste Renoir

Pierre Auguste Renoir (1841-1919) Pesan-pesan Keindahan dari Limoges

pierre auguste renoir
Pierre Auguste Renoir
Penyakit arthritis yang diderita hingga akhir hayatnya tidak pernah menyurutkan gelora jiwanya untuk tetap menggoreskan pesan-pesan kebahagiaan dan tebaran warna-warna cerah yang indah dan menyenangkan di atas kanvas. Dialah pelukis Pierre Auguste Renoir, seorang pelukis kelahiran 25 Februari 1841 di kota Limoges, Haute Vienne, Perancis. Pelukis Renoir merupakan salah satu pelukis yang turut mengumandangkan gerakan seni impressionist, bahkan merupakan salah satu pelukis yang disegani pada masanya.


Renoir lahir dan dibesarkan dari keluarga sederhana, ayahnya adalah seorang penjahit. Sekitar tahun 1844, untuk meningkatkan usahanya ayah Renoir memutuskan untuk pindah ke Paris, dan tinggal di dekat Istana Louvre yang sekarang menjadi Museum Louvre. Pada usia 13 tahun, bakat menggambar dan artistik yang dimilikinya, membawanya magang sebagai pelukis porselen di perusahaan Levy Brothers. Dia juga mengikuti kursus yang didanai oleh sebuag Sekolah Seni yang dimiliki oleh Louis-Denis Cailloutte.

pierre auguste renoir
Le Moulin de la Galette



Pada tahun 1862, Renoir mengikuti pendidikan di sebuah sekolah seni yang sangat terkenal, Ecole des Beaux-Arts, serta sebagai pelajar di Gleyre’s Studio. Di studio inilah ia bertemu dan berkawan akrab dengan Claude Monet, Alfred Sisley, dan Frédéric Bazille, mereka memiliki ambisi yang sama, yaitu membuat lukisan mengenai kehidupan sehari-hari, bukan lukisan-lukisan klasik yang digemari oleh kalangan akademik di masa itu. Dari Monet pula, pelukis Renoir dapat bertemu dengan  Camille Pissarro and Paul Cézanne. Mereka semualah yang kelak akan menjadi perintis munculnya gerakan seni yang kemudian disebut sebagai “Impresionist”.

pierre auguste renoir
Two Girls in Black, 1811
Lukisan “La Esmeralda” merupakan sebuah lukisan mengenai wanita yang terdapat dalam karya besar Victor Hugo, “Notre-Damede Paris” yang menjadi inspirasi Renoir, dan ia pamerkan ketika ia mendapat kesempatan untuk ikut pada sebuah pameran tahunan di Paris pada tahun 1864. Namun di awal-awal kariernya ia menglami masa-masa berat dan sulit, hingga ia sering berpindah tempat. Ia berjuang mencari nafkah dengan membuat lukisan potret konvensional, hidupnya banyak bergantung pada kebaikan teman-temannya, maupun para pelanggannya, termasuk keluarga seniman Jules Le Coeur yang banyak memberikan bantuan.


Pierre Auguste Renoir sempat berhenti dari aktivitas melukisnya ketika pada tahun 1870 ia direkrut untuk masuk ke unit kavaleri dalam angkatan bersenjata Perancis. Pada tahun 1871, selesai perang, ia kembali ke Paris, kemudian di tahun 1874 bersama rekan-rekannya, Monet, Pissarro, Cézanne, dan Degas memutuskan untuk mulai menyelenggarakan pameran pertama hasil-hasil karya mereka, dan inilah pertama kali gerakan seni yang disebut “impressionist” mengawali debutnya.

pierre auguste renoir
On The Terrace, 1881

Gaya dan metode Renoir dan kawan-kawan yang berbeda dari karya-karya lukisan yang digemari pada saat itu banyak mendapat kritik keras dari banyak kalangan terutama para kritikus dan pemerhati seni. Karya-karya mereka dianggap hanya tampil sebagai sebuah impresi/kesan ketimbang sebuah hasil karya lukis, maka muncullah sebutan “impressionist” yang dikenal hingga kini. Memang  karya-karya Renoir dan kawan-kawannya tidak sampai pada bentuk detail yang nyata sebagai hasil akhir sebuah lukisan, tapi hanya sebuah “kesan”, yang mana sebagian kritikus pada masa itu mengganggapnya sebagai sebuah karya yang tidak selesai. 


Kegagalan memang menjadi sebuah awal dari kesuksesan, begitu pula dengan perjalanan panjang Renoir dan kawan-kawannya. walaupun pagelaran pertama mereka begitu banyak mendapat kritik keras dari berbagai kalangan, namun tidak sedikit pula yang menaruh minat dengan hasil karya mereka, sebut saja salah satunya, Georges Charpentier dan istrinya Marguérite yang di kemudian hari banyak membantu mereka memperkenalkan karya-karya mereka kepada banyak kalangan.


Semasa kesuksesan kariernya Renoir banyak melakukan perjalanan ke Italia, Algeria, dan sempat menetap di Perancis Selatan. Di masa-masa ini pula, ia kemudian memutuskan untuk menetap dan menikahi Aline Victorine Charigot, kekasih lamanya, pada tahun 1890. Pasangan ini dikaruniai tiga anak laki-laki, dan di 30 tahun terakhir masa hidupnya, lukisan-lukisan yang bertemakan wanita dan anak-anak menjadi bagian dari karya-karyanya, termasuk juga lukisan-lukisan wanita telanjang yang terinspirasi dari karya-karya dua orang pelukis panutannya, Rubens dan Titian.



pierre auguste renoir
La Musee Renoir, Cagnes-Sur-Mer, Perancis
Sampai hari wafatnya pada tanggal 3 Desember 1919 di rumah yang dibeli untuk keluarganya di Cagnes-sur-Mer, Perancis, Renoir tidak pernah putus berkarya, sekalipun ia harus berjuang melawan penyakit arthritis yang dideritanya semenjak pertengahan 1890, Bahkan ia sempat mengikat kuas di pergelangan tangannya yang kaku agar ia  tetap dapat senantiasa menuangkan kegembiraan, kebahagiaan, keceriaan melalui warna-warna cerahnya di atas kanvas. Di tahun yang sama sebelum meninggalnya, ia sempat menyaksikan salah satu hasil karyanya dibeli dan ditempatkan di Louvre. 


Pierre Auguste Renoir dimakamkan di samping makam istrinya. Aline Victorine Charigot, di sebuah pemakaman di kota kelahiran istrinya, Essoyes, Perancis. Ia meninggalkan sekitar 200 karya seni yang tersimpan di banyak galeri dan museum dan menjadi inspirasi bagi banyak pelukis terkenal di tahun-tahun kemudian.


Sumber tulisan :
The Little Book of Renoir – Juliet Rodway, penerbit PT. Elex Media Komputindo.
 

 
 
 
 
 




 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar